Tugas :
Keperawatan Gawat Darurat
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fraktur atau patah
tulang adalah terputusnya atau hilangnya kontinuitas tulang
yang dapat disebabkan oleh dorongan langsung pada tulang, kondisi
patologik,kontraksi oto yang sangat kuat dan secara tiba-iba atau doronan yang
tidak langsung.
![]() |
FRAKTUR |
Kesehatan dan
baiknya system musculoskeletal sangat tergantung pada system tubuh yang lain.
Masalahini biasanya tidak mengancam jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna
terhadap aktivitas dan produktivitas penderita. Masalah tersebut dapat dijumpai
di segala bidang praktik keperawatan, serta dalam pengalaman hidup sehari-hari.
Berdasarkan
pemikiran tersebut di atas maka kami tertarik untuk mengangkat kasus ini
sebagai bahan seminar yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
B.
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
Umum
Mahasiswa mampu menerapkan askep pada klien dengan
gangguan system musculoskeletal (fraktur)
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
mampu mengkaji masalah fraktur
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan
masalah fraktur
c. Mahasiswa mampu merencanakan tindaka keperawatan dengan
masalah fratur
d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan
keperawatan dengan masalah fraktur
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan dengan
masalah fraktur.
C.
Sistematika
Penulisan
1. Tinjauan teoritis, yaitu mempelajari literature yang
berhubungan dengan fraktur
2. Tinjauan kasus, yaitu melakukan proses keperawatan
langsung pada pasien fraktur
3. Studi dokumentasi, yaitu mempelajari catatan medis di RS
Labuang Baji(Ruang Baji Kamase 1) pada
pasien dengan fraktur
BAB
II
TINJAUAN TEORITIS
I.
Konsep
Dasar Medis
a.
Defenisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya / hilangnya
kontinuitas tulang yang dapat disebabkan oleh dorongan langsung pada tulang, kondisi
patologik, kontraksi otak yang sangat kuat dan secara tiba-tiba atau dorongan
yang tidak langsung.
b.
Etiologi
Penyebab utama fraktur adalah trauma langsung pada
tulang, misalnya kecelakaan kendaraan, jatuh. Ada juga penyebab lain yaitu
penganiayaan dan penyakit tulang, seperti neuro prastama netastatik, sarcoma
ostogenik, osteogenesis imperfekta, rakhitis, detisiensi tembaga dan
osteomielitis.
c.
Patofisiologi
Ketika terjadi tulang patah, periosteum dan pembuluh
darah pada korteks, sumsum dan jaringan lemak sekitarnya terputus. Perdarahan
akan terjadi akibat dirusak oleh ujung tulang pada jaringan lunak yang dekat
dengan tulang yang akan cedera. Hematoma akan terbentuk dalam saluran medula
antara ujung tulang yang patah dan di bawah periosteum. Jaringan tulang segera
berhubungan pada tulang yang patah dan terbentuklah jaringan tulang yang baru.
Secara umum tulang lunak lebih cepat sembuh dibanding tulang keras karena
tulang lunak kaya akan suplai darah.
d.
Manifestasi
Klinik
- Riwayat
trauma
-
Nyeri
lokal dan makin bertambah bersama gerakan
-
Hilangnya
fungsi anggota gerak dan persendian yang terdekat karena fungsi normal
- Terdapat
perubahan bentuk (defornitas)
- Nyeri
tekan
- Nyeri
yang hilang dengan istirahat
- Kerusakan
fungsi / pincang
- Gerakan
terbatas
- Ekimosis
di sekitar lokasi
- Krepitus
di sisi fraktur
e.
Penatalaksanaan
Medis
Penatalaksanaan medis bervariasi sesuai jenis fraktur.
Cara penatalaksanaannya mencakup reduksi terbuka, reduksi tertutup, traksi,
pemasangan gips. Analgesicik dipakai untuk menghilangkan rasa sakit dosis dan
jenisnya tergantung intensitas nyeri anak.
f.
Pragnosis
Tulang mempunyai kemampuan bergenerasi yaitu melalui lima
tahap penyembuhan :
- Tahap
Hematoma Formation
- Tahap
Selluler Provivoration
- Tahap
Calles Formation
- Tahap
Osipication
- Tahap
Konsilidation dan Remodiling
Tulang lunak lebih cepat sembuh dibanding tulang keras
karena tulang lunak kaya akan suplai darah.
II.
Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian
Ø Aktivitas
/ Istirahat
Tanda : keterbatasan
/ kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu
sendiri atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan, nyeri)
Ø Sirkulasi
Tanda : Hipertensi,
Hipotensi
Takikardia
(respons stress, Hipovolenia)
·
Penurunan
/ tak ada nadi pada bagian distal yang cedera : pengisian kapiler lambat, pucat
pada bagian terkena.
·
Pembengkakan
jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera.
Ø Neurosensoris
Gejala : Hilang gerakan / sensasi, spasme otot
Kebas / kesemutan (parestesis)
Tanda : Deformitas
lokal, ongulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, terlihat
kelemahan / hilang fungsi.
Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas
atau trauma lain)
Ø Nyeri
/ Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat
cedera
Spasme / kram otot (setelah imobilisasi)
Ø Keamanan
Tanda : Laserasi
kulit, axulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna, pembengkakan lokal (dapat
meningkat secara bertahap / tiba-tiba)
b. Pemeriksaan
Diagnostik
-
Pemeriksaan
ronsen : menentukan lokasi / luasnya fraktur / trauma
-
Skan
tulang, tomogram, skan CT/MRI : memperlihatkan fraktur ; juga digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
-
Hitung
darah lengkat : Ht mungkin meningkat atau menurun. Peningkatan jumlah SDD
adalah respon stress normal setelah trauma.
-
Kreatinin
: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
III.
Diagnosa
Keperawatan
-
Nyeri b/d fraktur
-
Resiko
cedera tambahan b/d pemasangan alat Immobilisasi
-
Kerusakan
integritas kulit b/d pemasangan alat traksi, bedah perbaikan
-
Gangguan mobilitas b/d
fraktur
-
Gangguan
perfusi jaringan b/d suplai O2 ke jaringan berkurang
-
Resiko
tinggi infeksi b/d fraktur terbuka, part de entry MO
-
Kurang
pengetahuan b/d perubahan status kesehatan
-
Kecemasan
b/d koping individu inefektif.
0 Response to "Keperawatan Gawat Darurat(FRAKTUR)"
Post a Comment