CORONARY ARTERY DISEASE(penyakit jantung koroner)

CORONARY ARTERY DISEASE
coronary artery disease
I.       PENGERTIAAN
Coronary artery disease atau penyakit arteri koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung (Brunner dan Suddarth
Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan aterosklerosis pada arteri koroner. Plak terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah arteri kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflek. Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plak atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.(Joanne and Gloria. 1995)
Penyakit jantung koronari disebut sebagai penyakit pembunuh nomor satu di dunia, dan dianggap 'musuh nomor satu' dalam kehidupan yang paling ditakuti. Selain itu, juga menduduki tempat teratas, penyakit jantung bukan lagi menjadi pembunuh misteri. Pada kolesterol yang tinggi, diabetes, hipertensi, kegemukan, merokok, kurang melakukan olahraga, dan proses penuaan adalah antara faktor penyumbang kepada penyakit ini. Isu-isu yang dikaitkan dengan penyakit ini lebih banyak berkisar kepada aspek pencegahan yang merangkumi gaya hidup sehat, makanan yang  seimbang, olahraga dan sebagainya. Namun, statistik kematian mengenai penyakit jantung tetap mencatatkan peningkatan yang membimbangkan.

(Noer, Sjaifoellah. 1996)
II.       ETIOLOGI
Penyebab utama dari penyakit arteri koroner adalah terjadinya aterosklerosis.  Aterosklerosis adalah pengerasan pada dinding arteri. Arteriosklerosis ditandai dengan adanya penimbunan lemak, kolesterol, dilapisan intima arteri. Timbunan ini dinamakan ateroma  atau plak.
Walaupun pengetahuan tentang kejadian etiologi tidak lengkap, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab untuk perkembangan aterosklerosis. Ada beberapa faktor resiko yang mengakibatkan terjadinya penyakit arteri koroner yaitu:
v   Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Yaitu faktor resiko bilogis yang tidak dapat diubah, yang meliputi:
1.    Usia
Kerentanan terhadap Aterosklerosis meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki biasanya resiko meningkat setelah umur 45 tahun sedangkan pada wanita umur 55 tahun.
2.    Jenis Kelamin
Aterosklerosis 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita. Wanita agaknya relatif lebih kebal terhadap penyakit ini karena dilindungi oleh hormon estrogen. Namun setelah menopause sama rentannya dengan pria.
3.    Ras
Orang Amerika- Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis dibanding orang kulit putih.
4.    Riwayat Keluarga Positif
Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit arteri koroner, meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis premature.
v   Faktor yang dapat dimodifikasi
Yaitu faktor resiko yang dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi, yang meliputi:
1.         Hiperlipidemia
Adalah peningkatan lipid serum, yang meliputi :
Kolesterol     > 200 mg/dl
Trigliserida   > 200 mg/dl
LDL             > 160 mg/dl
HDL             < 35 mg/dl
2.         Hipertensi
Adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolic. Hipertensi terjadi jika tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Peningkatan tekanan darah mengakibatkan bertambahnya beban kerja jantung. Akibatnya timbul hipertrofi ventrikel sebagai kompensasi untuk meningkatkan kontraksi. Namun lama-lama, ventrikel tidak mampu lagi mengkompensasi tekanan darah yang terlalu tinggi hingga akhirnya terjadi dilatasi dan payah jantung. Dan jantung semakin terancam oleh aterosklerosis koroner.
3.         Merokok
Merokok akan melepaskan nikotin dan karbonmonoksida ke dalam darah. Karbonmonoksida lebih besar daya ikatnya dengan hemoglobin daripada dengan oksigen. Akibatnya suply darah untuk jantung berkurang karena telah didominasi oleh karbondioksida. Sedangkan nikotin yang ada dalam darah akan merangsang pelepasan katekolamin. Katekolamin ini menyebabkan konstruksi pembuluh darah sehingga suply darah ke jantung berkurang.  Selain itu dengan merokok bisa meningkatkan adhesi trombosit yang mengakibatkan terbentuknya thrombus.
4.         Diabetes Mellitus
Hiperglikemi menyebabkan peningkatan agregasi terombosit. Hal ini akan memicu terbentuknya trombus. Pasien DM juga berarti  mengalami kelainan dalam metabolisme termasuk lemak karena terjadinya toleransi terhadap glikosa.
5.         Obesitas
Obesitas adalah jika berat badan  lebih dari 30 %  berat badan standar. Obesitas akan meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen.
6.         Inaktifitas Fisik
Inaktifitas fisik akan meningkatkan resiko aterosklerosis. Dengan  exercise akan meningkatkan HDL dan aktivitas fibrinolisis.
1.        Stress dan Pola Tingkah Laku
Stress akan merangsang keluarnya katekolamin, sedangkan kepribadian tipe A( ambisius, agresif, kompetitif) dapat mempercepat aterogenesis.
2.        Homosistein
Adalah asam amino yang mengandung sulfur yang berasal dari pemecahan asam amino essensial methionin. Homosistein dapat mengakibatkan terbentuknya lapisan lemak di dinding arteri.

3.         CRP (C Reactive Protein)
Menurut penelitian terbaru, CRP bisa meningkatkan terjadinya aterosklerosis. CRP adalah salah satu sistem imun-protein darah yang terbentuk jika terjadi inflamasi. Hal ini bisa mengakibatkan pertumbuhan plak di arteri.
III.       PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol, lemak tetimbun di intima arteri. Timbunan ini akan mengakibatkan terganggunya absorbsi nutrient sel-sel endotel yang menyusun lapisan dalam pembuluh darah dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Sel-sel endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut.
Selanjutnya lumen bertambah sempit dan aliran darah bisa terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadinya pembentukan bekuan daarah. Hal ini menjelaskan bagaiman terjadinya koagulasi intravaskuler yang diikuti oleh penyakit tromboemboli. 
Tahap-tahap pembentukan aterosklerosis dapat digambarkan sbb:
Tahap 1



Tahap 2


Tahap 3


Tahap 4


Tahap 5

gambar ateroma
gambar ateroma
 Gambar Ateroma
            









       A.   Manifestasi Klinik
  1. ANGINA PEKTORIS
Angina Pektoris adalah rasa sakit pada dada yang timbul akibat adanya iskemia otot jantung. Sakit dada ini menimbulkan berkurangnya aliran darah koroner sehingga suply oksigen ke jantung tidak adekuat. Akibat kekurangan oksigen ini juga bisa terjadi metabolisme anaerob pada sel miokard yang hipoksia tersebut yang menghasilkan asam laktat yang akan menambah nyeri dada.
Nyeri dada yang timbul bervariasi, mulai dari rasa tertekan benda berat, seperti diremas-remas, terasa panas sampai nyeri yang sangat hebat yang disertai rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal) atau dada sebelah kiri yang dapat menyebar ke bahu, lengan kiri leher dan rahang. Nyeri berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Nyeri pada angina ini dipicu oleh aktivitas yang meningkatkan kebutuhan miokard terhadap oksigen seperti latihan fisik, berjalan cepat, menaiki tangga, makan terlalu kenyang atau bahkan emosi. Tapi nyeri ini akan segera hilang jika istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual.
Selain nyeri dada, pada angina juga bisa ditemukan keluhan seperti sesak nafas, perasaan lemah, lelah, berkeringat dingin.
2.    INFAK MIOKARD
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung, yang ditandai dengan adanya nyeri dada yang khas.  Nyeri ini biasanya disebabkan oleh thrombus yang  menyumbat total aliran darah pada arteri koroner, sehingga suply oksigen ke jantung betul-betul tidak ada. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan seluler yang           
Nyeri dada khas yang  timbul pada infark miokard adalah nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan tak berkurang dengan istirahat atau pemberian nitrogliserin sublingual. Nyeri biasanya terasa di regio sternal bawah dan abdomen bagian atas. Nyeri seperti tertususk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri), atau ke rahang dan leher. Nyeri bersifat spontan yang berlangsung lebih dari 30 menit hingga menetap selama beberapa jam atau hari.
Selain nyeri dada, pasien infark miokard juga bisa mengalami mual dan muntah, pucat, dingin, demam ataupun manifestasi kardiovaskuler lain seperti takikardi, disritmia, hipertensi atau hipotensi. 
B.   Komplikasi
1.         ARITMIA
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu gangguan dalam irama jantung yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut jantung.
2.         GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kiri akan menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan menimbulkan kongesti pada vena sistemik. 
3.         SYOK KARDIOGENIK
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa berakhir dengan kematian
4.         DISFUNGSI OTOT PAPILARIS
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan mengganggu fungsi katup mitralis. Inkompetensi katup mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
5.         VENTRIKULER ANEURISMA
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel akan mengembang bagaikan balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup. Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik, embolisasi sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter.
6.         PERIKARDITIS
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung berkontak dengan pericardium menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
7.         EMBOLI PARU
Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian mendadak. Trombosis vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung kongestif yang parah.

IV.          PROSEDUR DIAGNOSTIK
1.      EKG
v Monitor EKG : aritmiia
v Rekam EKG lengkap: T inverted, ST depresi atau Q patologis
2.      LABORATORIUM
v  Darah rutin
v  Kadar enzim : CK, CKMB
v  Fungsi ginjal
v  Fungsi hati
v  Profil lipid
v  Tropinin T
v  Foto torak
v  Ekokardoografi
v  Kateterisasi
v  Scanning Thalium
V.       PENATALAKSANAAN
1.    Medikasi
1.      Untuk pasien Angina pectoris
Tujuan : memperbaiki ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan supply oksigen
2.    Nitrogiserin
Adalah bahan vasoaktif yang bisa melebarkan vena maupun arteri sehingga mempengaruhi sirkulasi perifer dengan menurunkan konsimsi oksigen jantung yang akan mengurangi iskemia dan nyeri angina. Cara pemberiannya dengan meletakkan di bawah lidah/ sublingual.
3.      Penyekat Beta Adrenergik
Seperti propanolol hidroklorit yang berfungsi menurunkan konsumsi oksigen dengan menghambat impuls simpatis ke jantung. Dapat diberikan jika pasien masih mengeluh nyeri dada walau sudah diberi nitrogliserin.
4.      Antagonis Ion Kalsium
Seperti nifedipin yang berfungsi meningkatkan supply oksigen ke jantung dengan melebarkan dinding otot polos arterial koroner.
5.      Analgesik
Seperi asetaminofen untuk menghilangkan sakit kepala yang disebabkan oleh dilatasi pembuluh darah serebral sebagai respon terhadap nitrogliserin.
3.     Untuk pasien Infark miokard
Tujuan : memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi
v   Nitrogliserin IV
Sebagai vasodilator untuk mengurangi nyeri jantung. Nitrogliserin menyebabkan dilatasi arteri dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah di perifer yang bisa menurunkan jumlah darah yang kembali ke jantung dan mengurangi beban kerja jantung.
v   Antikoogulan
Seperi heparin yang bisa membantu mempertahankan integritas jantung. Heparin memperpanjang waktu pembekuan darah sehingga menurunkan kemungkinan pembentukan thrombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah.
v   Trombolitik
Seperti streptokinase untuk melarutkan setiap thrombus yang telah terbentuk di arteri koroner, memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark.
v   Analgesik


Adapun beberapa prosedur akhir yang biasa di ambil oleh seorang dokter adalah Prosedur pemBedahan
v   Angioplasti koroner transluminal perkutan
v   Pembedahan by pass arteri koronaria
Rehabilitasi  Jantung
v   Exercise Training
v   Education, counseling, training
setelah melakukan upaya dari para tenaga medis jadi kedepanya ubahlah hal buruk yang pernah kita lakukan di masa lalu
Ù  Perubahan Gaya Hidup
Ù  Diet sehat (hindari makanan kolesterol tinggi, garam)
Ù  Tidak merokok
Ù  Exercise
Ù  Mengurangi berat badan jika obesitas
Ù  Mengurangi stress
thanks you semoga artikelku bermanfaat bagi pembaca dan dapat menerapkannya untuk menghindari penyakit yang aku paparkan di atas

by: abdurrahman muslim

Related Posts:

0 Response to "CORONARY ARTERY DISEASE(penyakit jantung koroner)"

Post a Comment