BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.
Anemia
merupakan suatu kelainan hematology yang terjadi pada hampir sebagian besar
anak-anak, dimana terjadi gangguan pada sel darah merah yang dikarakteristikan
oleh perubahan fungsi dan produksi sel
Pada masa embrio setelah beberapa minggu dan
masa konsepsi terjadi, sel-sel darah primitif telah dibentuk oleh jaringan
mesenkim embrional kandung kuning telur (yolk sack) dan selanjutnya pembentukan
sel darah dilanjutkan oleh hati, limpa, sum-sum tulang dan kelenjar-kelanjar
limfoid. Setelah bayi lahir hingga dewasa sel darah dibuat oleh sum-sum tulang.
Dalam
makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis anemia yaitu : anemia defisiensi
besi, anemia aplastik, anemia hemolitik, anemia sel sabit dan anemia
pernisiosa, yang terdiri dari pengertian, etiologi, manifestasi klinik,
pmeriksaan penunjang dan manajemen keperawatan serta asuhan keperawatannya.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pembahasa.
B.
Tujuan.
Tujuan Umum.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
diharapkan agar mahasiswa mampu memahami konsep tentang anemia secara umum
serta dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan anemia dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan,
Tujuan
Khusus.
Setelah mengikuti mata kuliah ini
daharapkan agar mahasiswa mampu :
♣ menjelaskan pengertian anemia
♣ membedakan jenis-jenis anemia
♣ menyebutkan etiologi dari jenis-jenis anemia
♣ menjelaskan manifestasi klinik dari
jenis-jenis anemia
♣ membuat diagnosa keperawatan berdasrakan
masalah yang ditemukan
♣
membuat rencana keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang ditetapkan
♣ melakukuan tindakan keperawatan dengan tepat
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.
Pengertian.
Anemia
adalah suatu penyakit yang berkaitan dengan penurunan kadar hemoglobin darah. Hal
ini terjadi karena terdapat gangguan
terhadap keseimbangan antara pembentuk darah pada masa embrio, dimana setelah
beberapa minggu dari pada masa konsepsi terjadi sel-sel darah primitif telah
terbentuk oleh jaringan mesenkim embrional kandung kuning telur ( yolk sac) dan
selanjutnya pembentukan sel darah dilanjutkan oleh hati, limfa, sum-sum tulang
dan kelenjar-kelenjar limfoid. Setelah bayi lahir hingga dewasa sel darah
dibuat oleh sum-sum tulang.
B.
Etiologi
Dan Klasifikasi.
Secara
umum yang menjadi factor etiologi anemia
adalah
-
Kehilangan
darah dalam jumlah yang banyak
-
Kerusakan
eritrosit
-
Produksi
yang berkurang
1. Anemia Defisiensi
Besi.
Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang terjadi karena suplly sat besi yang
inadekuat.Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan zat besi yang lebih banyak
dari pada orang dewasa normal. Kebutuhan besi untuk anak-anak rata-rata 5mg / hari, pada bayi kira-kira 400 mg yang
terbagi sebagai berikut:masa eritrosit 60%, feritin dan hemosiderin 30%,
mioglobin 5-10%, hemenzim1% dan besi plasma 0,1%.
Ditinjau dari
segi umur penderita, etiologi anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi
:
a.
Bayi
dibawah usia 1 tahun
Ø kekurangan depot bsi dari
lahir, misalnya pada prematuritas, bayi kembar, bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang anemia.
Ø Pemberian makanan tambahan
yang terlambat, yaitu karena diberi ASI saja.
b.
Anak
umur 1-2 tahun.
Ø infeksi yang berulang-ulang
mis: enteritis, bronkopneumonia dsb
Ø diet yang tidak adekuat.
c.
Anak
umur lebih dari 5 tahun.
Ø kehilangan darah kronis
karena infestasi parasit, mis: ankilostomiasis, amubiasis. Seekor cacing
ankylostoma duodenale akan mengisap darah 0,2-0,3 ml darah setiap hari
Ø diet yang tidak adekuat
Sumber
besi
Bayi baru lahir yang sehat mempunyai
persediaan besi yang cukup sampai ia berusia 6 bulan, sedangkan premature (
neonatus kurang bulan ) persediaan besinya hanya cukup sampai ia berusia 3
bulan.
Makanan
yang mengandung banyak besi antara lain : hati, ginjal, daging, telur, buah dan
sayuran yang mengandng klorofil. Untuk menghidari anemia defisiensi besi,
kedalam susu buatan, tepung untuk makanan bayi dan beberapa makanan lainnya
ditambahkan besi.
Etiologi
Menurut patogenesisnya
etiologi anemia defuisiensi besi dibagi :
Ø masukan kurang : MEP,
defisiensi diet relatif yang disertai pertumbuhan yang cepat
Ø absorbsi kurang : MEP,
diare kronis, sindrom malabsorbsi lainnya
Ø sintesis kurang :
transferin kurang (hipotransferinemia congenital )
Ø kebutuhan yang bertambah :
infeksi pertumbuhan yang cepa.
Ø Pengeluaran yang bertambah:
kehilangan dara karena ankilostomiasis,
amubiasis yang menahun, polip, hemolisis intravaskular yang menyebabkan
hemosiderinemia
Manifestasi
klinik
Ø Anak tampak lemas,
palpitasi
Ø Pucat, terutama pada mukosa
bibir, dan faring, telapak tangan, dan dasar kuku, konjungtiva ocular berwarna
kebiruan atau putih mutiara (pearly white)
Pemeriksaan
laboratorium
Ø Pada pemeriksaan darah :
kadar HB < 10 %, MCV < 79 cm, MCHC <32%,mikrositik,
hipokromik.leukosit dan trombosit normal
Ø Pemeriksaan sum-sum tulang
: system eritropoetik hiperaktif dengan normoblas polikromatofil yang
predominan, tidak terdapat besi dalam sum-sum tulang.
Ø Serm iron (SI) merendah dan
Iron Binding Cpacity (IBC) meningkat.
Pengobatan
a.
Makanan
yang adekuat. Sulfas ferosus 3 x 10 mg/kgbb/hari. Disamping itu dapat pula
dibeikan preparat besi parentral melalui
IM maupu IV. Preparat parenteral hanya
diberikan bila pemberian peroral tidak berhasil.
b.
Tranfusi
darah hanya diberikan bila kadar HB kurang dari 5 g % dan disertai dengan
keadaan umum yang tidak baik, mis : gagal jantung, broncopneumonia.
c.
Antelmintik diberikan bila ditemukan cacing penyebab
defisiensi besi.
d.
Antibitika diberikan bila terdapat infeksi Anemia
Aplastik.
Anemia
aplastik adalah anemia yang terjadi karena menurunnya produksi sel
darah merah oleh sum-sum tulang.
darah merah oleh sum-sum tulang.
Etilogi
a)
Factor
congenital
Syndrom fanconi
yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali, strabismus,
anomaly jari, kelainan ginjal dan sebagainya
b)
Factor
didapat, dapat disebabkan :
Ø Bahan kimia : bensena, insektisida
Ø Obat : kloramfenikol, mesantion (antikonvulsan), piribenzamin
(antihistamin),santonin kalomel, obat sistostatika (myleran, methrotrexate,TEM,
vincristine)
Ø Radiasi : sinar
rontgen, radioaktif
Ø Factor individu : alergi
terhadap obat, bahan kimia dsb
Ø Lain – lain : infeksi, keganasan, gangguan endokrin
Ø Idiopatik : merupakan penyebab yang paling sering.
Akhir-akhir ini factor imunologis telah dapat menerangkan etiologi golongan
idioptik ini.
Manifestasi klinik :
Ø Anak terlihat pucat
Ø Anoreksia ,lemah,
palpitasi,
Ø Ikterus , pembesaran limpa,
hepar, dan kelenjat getah bening
Ø Susah napas karena gagal
jantung.
Pemeriksaan penujang :
Ø Analisah darah
Ø Aspirasi sum-sum tulang
Pengobatan
a.
Prednison
dan testoteron
Prednison diberikan dengan dosis 2-5 mg/kgbb/hari
peroral sedangkan testoteron denan dosis 1-2 mg/kgbb/hari sebaiknya secara
parenteral.
b.
Tranfusi
darah
Tranfusi hanya
diberikan bila diperlukan karena perlu diketahui bahwa tidak ada manfaatnya
mempertahankan kadar hemoglobin yang tinggi karena dengan tranfusi darah yang
terlampau sering akan timbul depresi terhadap sum-sum tulang atau dapat
menyebabkan reaksi hemolitik. Pada keadan yang sangat gawat ( perdarahan massif, perdarahan otak)
dapat diberikan suspensi trombosit
c.
Antibiotika
untuk mengatasi infeksi (klorampenikol tidak boleh diberikan).
d.
Makanan
Disesuaikan
dengan kehendak anak, umumnya diberikan makanan lunak. Hati-hati pada pemberian
makanan melalui pipa lambung karena mungkin menimbulkan luka/ perdarahan pada
waktu pipa dimasukan.
a.
Transplantasi
sum-sum tulang
b.
Istirahat Untuk mencegah
terjadinya perdarahan terutama perdarahan otak.
Anemia Hemolitik.
Anemia Hemolitik.
Anemia
hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena terjadinya penghancuran sel
darah merah dalam pembuluh darah yangumur eritrositnya pendek.
Etiologi :
v Factor eritrosit sendiri
-
Bentuknya
kecil,oval (lonjong)
-
Resistensi
terhadap NaCl hipotonus menjadi rendah
-
Kelainan
membran eritrosit
-
Ada
kelainan komposisi lemak pada dinding sel
-
Terdapat
gangguan pembentukan nukleotida sehingga eritrosit mudah pecah
v Gangguan ensim
kelainan yang
sering ditemukan pada bayi baru lahir yang ikterus ialah defisiensi G-6-PD
(Glucose – Phosphate-Dehydrogenase). Akibat kekurangan ensim ini maka glutation
(GSSG) tidak dapat direduksi sehingga eritrosit mudah pecah. Glutation dalam
keadaan tereduksi (GSH) penting untuk melindungi eritrosit dari setiap oksidasi
terutama obat-obatan Defisiensi G-6-PD diturunkan secara dominan melelui
kromosom X. ensim-ensim lain yang tidak terbentuk sehingga menyebabkaneritrosit
hemolisis ialah : glutataion reduktase,
glutataion, piruvatkinase, triphosphate isomerase (TPI),difosfogliseral mutase,
heksokinase, dan gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase.
v Hemoglobinopati
Pada kelaianan
hemoglobin ini terdapat 2 jenis, yaitu :
-
Gangguan
structural pembentukan hemoglobin, seperti HbS,HbF
-
Gangguan
jumlah rantai hemoglobin, seperti pada talasemia
Manifestasi klinik
Penyakit
ini tidak begitu mudah ditemukan pada masa neonatus, waluapun dapat
menyebabakan ikterus hemolitik. Lebih umum ditemukan selama akhir masa kanak-kanak dengan keadaan pucat dan lesu.
Tidak jarang ditemukan ikterus dan urin berwarna gelap, tetepi lien membesar.
Pemeriksaan penunjang
·
Uji
Coombs
·
Aspirasi
sum-sum tulang
·
Analisa
darah
Manajemen keperawatan
a.
Untuk
bayi yang muda, tranfusi darah dan asam folat hingga dapat dilakukan
splenektomi
b.
Splenektomi
4.
Anemia
Pernisinosa.
Anemia
pernisiosa adalah suatu keadaan dimana absorbsi vit. B12 sangata menurun yang
disebabkan karena kegagalan atau penurunan yang sangat tajam darai sekresi
factor intrinsic.
Pada
anak-anak terdiri atas kurang IF secara congenital maupun abnormalitas IF atau
bentuk autoimun.Kekuranga kongeital IF biasanya sekitar umur 2 tahun ketika
cadangan vit. B12 yang berasal dari ibu dalam utero telah habis dipakai.
Manifestasi
klinik
Davidson (1957)
menemukan 4 gejala yang paling sering terjadi yiatu:
§ Kelelahan dan kelmahan.
§ Dispnu.
§ Parastesia.
§ Sariawan lidah.
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk
menegakan diagnosa anemia pernisiosa biasanya dilakukan tes schilling. Tes ini
untuk mengukur kemampuan seseorang individu untuk mengabsorbsi sianokobalamin
yang diberikan peroral.
Caranya dengan
memberikan 1 mg sianokobalamin non-radioaktif secara intramuskular. Selama itu
urin yang dikeluarkan selama 24 jam di kumpulkan dan ditentukan
radioaktivitasnya.
5.
Sickle
Cell Anemia.
Dikatakan
bahwa seorang yang homozigot untuk HbS akan menderita anemia bulan sabit.
Sel-seeritrositnya mengandung HbS 80%
atau lebih dan sisanya terutama berupa Hb fetus. Sel eritrositnya berubah bentuk menjadi bulan sabit pada
tekanan oksigen normal. Pada awalnya terjadi siklus menjadi bulan sabit dan
kembali kedalam bentuk normal karena eritrositnya mengalami deoksigenasi dan
oksigenasi secara berulang-ulang dalam system peredaran darah. Suatu ketika sel
bulan sabit yang bersifat irreversible akan terbentuk. baik sel yang telah
menjadi bulan sabit dan yang belum berisi HbS Yang telah mengalami deoksigenasi
sifatnya adalah kuranf bisa berubah bentuk dan akan maengalami hemolisis
intravaskuler maupun eksravaskuler. Meningkatnya rigidiras sel-sek eritrosit
ini bisa menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah kecil dan terkadang juga yang
berukuran sedang yang bisa menyebabkan timbulunya infark jaringan.
Manifestasi
Klinik.
Gambaran khas
dari anemia bulan sabit pada bayi dan anak kecil adalah :
v Daktili atau syndrom
tangan-kaki yang disebabkab karena tersumbatnya arteri yang membawa nurrien kearah
metacarpal dan metatarsal
v Nyeri, pembengkakan yang
bersifat non-eritematosa
v Syndroma sekvestrasi limpa
yang membahayakan hidupnya.
v Pada keadaan ini terjadi
penjebakan yang cepat dan ekstensif terhadap eritrosit didalam limpa yang
menimbulkan anemia berat, splenomegali massif, menurunkan volume darah dan
shock hypovolemik, Atasi dengan transfusi darah.
Pemeriksaan Diagnostik.
o
Laboratorium
:
Darah : Hb 6-9
g/ dl
o
Tes
penyaring ( screening test).
C.
Patofisiologi.
Kekurangan
kapasitas darah yang membawa oksigen akan direduksi dalam jaringan. Secara
perlahan-lahan akan mempengaruhi perkembangan adaptasi anak dengan tingkat Hb
pada anak akan menurun sehingga anak nampak pucat, sianosis, lemah, anoreksia,
palpitasi, sesak napas, sakit kepala, pusing,
Penurunan
tingkat Hb akan berkompensasi terhadap mekanisme perubahan oksihemoglobin yang
diuraikan atau dijelaskan dengan melihat tingkat perkembangan anak yang lain
yang sebaya / seumur. Ketika produksi hemoglobin akan ditandai dengan
manifestasi klinik : hipoksia jaringan. Perubahan pada kulit yang khas akibat
anemia sering ditandai dengan kulit pucat dan sianosis. Sebagai akibat dari
kualitas Hb yang dioksigenasi oleh pembuluh darah arteri. Akibat dari tidak
adekuatnya oksigen dapat mempengaruhi saturasi dari Hb dan RBC.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1.
PENGKAJIAN.
Kaji riwayat
kesehatan kelurga
Kaji riwayat
kesehatan sekarang dan masa lalu
Riwayat sekarang : saat observasi adanya
manifestasi klinik anemia
Riwayat masa lalu: riwayat diit untuk
mengidentifikasi penyebab anemia
Neurosensori : pusing, sakit kepala.
Fungsi
kariovaskuler : tachicardi, jantung
berdebar-debar.
Fungsi
respiratory :
tachipnea, dispnea.
Integumen : rambut rapuh, udem,
pucat.
Fungsi
gastrointestinal :
stomatitis,dispagia, anoreksia.
Tingkat energi : kelemahan dan kelelahan
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN.
v Gangguan pemenuhan nutrisi
: kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat
DS
: orang tua mengatakan bahwa anaknya
mengeluh sakit pada mulut, susah menelan, tidak napsu makan, mual dan muntah.
DO : sariawan, glotitis atofi, pucat
v Kelelahan b.d menurunnya
kadar oksigen dalam jaringan
DS
: orang tua mengatakan anaknya sering sesak napas saat beraktivitas dan mudah
merasa lelah
DO: takikardi.
takipnu,
v Aktivitas intoleransi b.d kelemahan umum,penurunan pengiriman
oksigen kejaringan.
DS
: orang tua mengatakan bahwa anaknya lemas, lelah dan tungkai bawah susah
digerakan
DO : tampa lemas,napas cepat bila beraktivitas
v Resiko tinggi infeksi b.d
penurunan jumlah leukosit
DS : orang tua
mengatakan bahwa anaknya sering mengeluh sakit tenggorokan
DO : demam,
pilek
v Potensial kerusakan
integritas kulit b.d menurunnya perfusi jaringan
DS : orang tua mengatakan bahwa rambut anaknya
rontok dan kusam
DO : rambut
rapuh, kusam, kuku tangan berbentuk seperti sendok
v Kurang pengetahuan orang
tua tentang penyakit anemia b.d kurang
terpaparinformasi
DS : orang tua
mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya
DO : orang tua
nampak cemas, selalu bertanya tentang kondisi anakanya
3.
PERENCANAAN.
DX 1:
Goal
: klien akan meningkatkan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat selama dalam
perawatan
Obj
: dalam waktu 2-3 hari :
Menghabiskan satu porsi makan yang
disiapkan
Konjutiva tidak pucat, BB bertambah
sesuai BB ideal
Tidak mual dan muntah
DX
2:
Goal : klien akan meningkatkan kadar
oksigen dalam jaringan selama dalam perawatan
Obj : dalam waktu 2-3 hari
perawatan
anak dapat melakukan aktivitas (bermain) tanpa merasa lelah
DX 3 :
Goal : klien akan meningkatkan aktivitas
selama dalam perawatan
Obj :
setelah 4-5 hari perawatan:
anak dapat makan sendiri,
berjalan sendiri, dan dapat bermain dalam
ruangan
DX 4 :
Goal : klien akan menunjukan tanda-tanda
bebas dari infeksi
Obj : dalam waktu 1-2 hari perawatan tidak ada
sakit tenggorokan, demam pilek berangsur hilang
DX 5:
Goal:
klien akan meningkatkan keutuhan integritas kulitnya selama dalam
perawatan
Obj
: dalam waktu 2-3 hari perawatan
Rambut bersih dan bersinar
Rambut tidak rontok
tidak ada udem
DX 6 :
Gaol : orang tua akan meningkatkan
pengtahuan selama dalam perawatan
Obj :
dalam waktu 30 menit orang tua dapat menyebutkan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala anemia, jenis
anemia
4.
Intervensi
DX 1:
1.
Kaji
pola makan anak, napsu makan anak, dan makanan kesukaan anak serta alat makan
yang digunakan
R/ meningkatkan
selera anak untuk makan
2.
Bantu
anak untuk makan
R/ kemungkinan
anak tidak makan sendiri
3.
Monitor
fungsi bowel
R/
konstipasi dapat menyebabkan perasaan tidak nyaman pada abdomen
4.
observasi
kesulitan menelan
R/ menentukan
perlu tidaknya merubah diit
5.
monitor
BB
R/ peningkatan BB menunjukan kondisi pasien
membaik
6.
kolaborasi
pemberian obat tambah darah
R/ memperbaiki
keadaan kekurangan sat besi
DX 2 :
1. Observasi adanya takikardi, palpitasi,
dispnea,pusing,kelemahan
R/ merencanakan
istirahat yang tepat
2. monitor nadi dan pernapasan anak
R/
mengidentifikasi tanda-tanda distress kardiopulmonal
3. jelaskan pada orang tua bawa kelelahan
akan hilang bila kekurangan zat besi teratasi
R/ mengatasi
kecemasan orang tua
DX 3 :
1
kaji
kemampuan anak dalam beraktivitas seperti bermain
R/ sebagai data
dasar untuk menentukan intervensi selanjutnya
2. Bantu. anak untu k merencanakan waktu
beraktivitas dan beristirahat
R/
mengurangi beban kerja jantung dan mencegah kelelahan
3.
Pilih
teman sekamar yang sesuai usia dan dengan minat yang sama yang memerlukan
aktivitas terbatas
R/ untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan
istirahat
4.
letakan
alat-alat permainan maupun alan makan dalam jangkauan anak
R/ meningkatkan kemandirian anak serta
merangsang aktivitas motorik
DX 4:
1.
amati
peningkatan temperatur, nadi dan pernapasan
R/ mendeteksi
tanda infeksi
2.
amati
tanda dan gejala lain dari infeksi
R/ mendeteksi
infeksi pada saluran pernapasan
3.
kolaborasi
untuk pemberian antibiotik
R/ efek antibiotik melawan pathogen khusus
DX 5:
1.
cuci
rambut anak dengan sampo dan kondisiener
R/ mengiurangi keapuan dan kerontokan rambut
2.
lakuakn
perawatan kulit, mis dengan menggunakan lation sehabis mandi
R/ meningkatlan kelembapan kulit serta
melancarkan sirkulasi
3.
Bantu
latihan ROM aktif dan pasif
R/ meningkatkan sirkulasi jaringan dan
mencegah statis vena
DX 6:
1.
jelaskan
pada orang tua tentang pengertian penyakit aanemia
R/ meningkatkan pengetahuan orang tua tenyang penyakit anemia
2.
jelaskan
pada orang tua tentang penyebab, tanda dan gejala serta perawatan anak dengan
anemia
R/ meningkatkan pengetahuan tentang penyebab,
tanda dan gejala, serta perawatan anak dengan anemia
3.
anjurkan
pada orang tua agar selalu menyiapkan makanan dengan ,menu yang berbeda atau
memberikan makanan kesukaan anak
R/ anak akan cepat bosan dengan menu makanan
yang sama
4.
evaluasikembali
hasil penjelasan yang sudah diberikan
R/ dengan evaluasi akan diketahui sejauh mana
tingkat pengetahuan orang tua
5.
Evaluasi
S
:orang tua mengatakan :
-
napsu makan anaknya meningkat sehingga makannya
banyak .
-
anaknya
bermain dengan semangat
-
anaknya
tidak rewel
-
telah
mengerti tentang anemia
O :
- anak mengabiskan porsi yang
disiapkan
-
anak
bisa bermain dan nampak riang
-
tidak
lemah dan pucat
-
rambur
tidak rontok
-
orang
tua bisa menyebutkan pengertian, penyebab tanda dan gejala, jenis, penanganan
anemia
A: masalah
teratasi
P: intervensi dihentikan
PENDIDIKAN
KESEHATAN
2.
jelaskan
kepada orang tua tentang pentingnya asupan zat gizi yang harus dikonsumsi oleh
anak sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak tidak terganggu.
3.
jelaskan
pada orang tua untuk menghindari anak dari bahan- bahan kimia seperti bensin,
insektisida dan sebagainya.
4.
jelaskan
pada orang tua untuk memberikan obat pada anak sesuai dengan dosis yang
dianjurkan oleh dokter
PENUTUP
Anemia
merupakan istilah umum untuk menguraikan penyakit yang berkaitan dengan
penurunan kadan hemoglobin dalam darah. Anemia ini terjadi hampir pada
sebagian anak-anak diman terjadi
gangguan pada sel darah merah yang dikarakteristikan oleh perubahan fungsi dan
produksi sel.
Secara umum
anemia dapat disebabkan oleh kerusakan eritrosit yang berlebuhan,kehilangan darah yang berlebihan
dan produksi yang berkurang. Anemia dapat dibedakan atas 5 yaitu:
1.
anemia
defisiensi besi yaitu anemia yang disebabkan karena supply zat besi yang
inadekuat
2.
anemia
aplastik yaitu anemia yang terjadi karena menurunnya produksi sel darah merah
oleh sum-sum tulang
3.
anemia
hemolitik yaitu anemia yang disebabkan karena terjadinya penghancuran sel darah
merah dalam pembuluh darah yang umur eritrosit pende
4.
anemia
pernisinosa yaitu anemia yang terjadi penurunan absorbsi Vit B-12 oleh factor
intrinsic
5.
anemia
sel sabit yaitu anemia yang terjadi
karena sel eritrositnya mengandung HbS.
Manifestasi
klinik yang dapat dilihat pada anak dengan anemia adalah : anak tampak pucat,
lemah, sesak napas karena gagal jantung, palpitasi, anoreksia.
Pada
saat melakukan asuhan keperawatan anak dengan anemia, mengguanakan proses
keperawataan yang terdiri dari pengkajian, diaknosa keperawatan, intervensi dan
evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman,
M. H. 1985, Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ngastiyah, 1997, Perawatan
Anak Sakit,Jakarta : EGC
Rosa M Sacharin,1996, Prinsip
Keperawatan Pediatrik ed 2, Jakarta : EGC
V.
Ruth Bennett Linda, Brown, 1985 Myles Textboook For Midmives, Churchill Livings
Tone London Melbourne dan New York-